Hilda Febrianty
Selasa, 22 Maret 2016
Senin, 27 April 2015
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN KELOMPOK X
Tugas
makalah: Media Pembelajaran
PEMBELAJARAN JARAK JAUH
KELOMPOK X:
AGUSPIAN
HILDA FEBRIANTY
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
KENDARI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan
terpadu dengan melibatkan seluruh komponen-komponen yang ada dalam kegiatan
pendidikan. Jalinan yang terjadi dalam komponen-komponen tersebut akan
membentuk suatu sistem yang saling keterkaitan dan bekerjasama dalam mencapai
tujuan. Proses sistem dalam pendidikan itu merupakan usaha sadar yang sistemik
dan sistematis selalu bertolak pada sejumlah landasan, dengan memperhatikan
keadaan dan kebutuhan dari masyarakat. Kebutuhan tersebut tidak lain adalah
perlunya usaha yang dilakukan untuk melakukan pemerataan dalam kegiatan
pendidikan.
Dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional khususnya
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa telah mendorong tumbuhnya berbagai inovasi
dalam sistem pendidikan. Usaha pembangunan pendidikan dengan cara konvensional
seperti membangun gedung-gedung sekolah, dan mengangkat guru baru, tidak dapat
lagi dipandang sebagai strategi yang mampu menjalankan transformasi pendidikan.
Kita semua tahu bahwa pembangunan pendidikan tidak mungkin lagi dilakukan
dengan menggunakan cara-cara lama, mengingat masalah-masalah dalam
pendidikan sekarang tidak mungkin lagi dipecahkan dengan menggunakan pendekatan
masa lalu.
Kondisi geografis negara Indonesia yang unik,
serta perubahan yang besar dalam sistem pembangunan yang dipengaruhi oleh
lingkungan secara global mengharuskan kita untuk mengembangkan sistem
pendidikan yang lebih terbuka, luwes, dan dapat diakses oleh siapa saja yang
memerlukan tanpa memandang usia, gender, lokasi, kondisi sosial, ekonomi,
maupun pengalaman pendidikan yang sebelumnya. Sistem yang perlu
dikembangkan dalam memperluas kesempatan pendidikan, juga harus berfungsi
sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan secara merata, meningkatkan
relevansi pendidikan sesuai dengan kebutuhan, dan meningkatkan efisiensi dalam
penyelenggraan pendidikan.
Salah satu cara yang dapat digunakan dan dapat
dikembangkan dalam memecahkan persoalan tersebut adalah dengan menerapkan
sistem pembelajaran jarak jauh, yang mana sistem tersebut merupakan salah
satu subsistem dalam pendidikan nasional. Penekanan akan pentingnya sistem
pembelajaran jarak jauh dalam sistem pendidikan nasional telah dirumuskan dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional dan diperkuat
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang merupakan bentuk perwujudan visi dan misi serta strategi pencapaian tujuan
pendidikan nasional.
2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
a. bagaimana
konsep sistem penbelajaran jarak jauh?
b. Bagaimana penyelenggaraan
sistempendidikan jarak jauh?
3.
Tujuan
penulisan
Makalah ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui ruang
lingkup dan konsep pendidikan jarak jauh
2. Mengetahui
penyelenggaraan sistem pendidikan jarak jauh
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep dan
Penyelenggaraan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
1. Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran
Jarak Jauh
Menurut Dohmen (1967) mengemukakan bahwa
pembelajaran jarak jauh adalah suatu bentuk pembembelajaran mandiri yang
terorganisasi secra sistematis yang dilakukan oleh sekelompok tenaga pengajar
yang memiliki tanggung jawab yang berbeda.Tanggun jawab pengajar-pengajar
tersebut meliputi kegiatan konseling,penyajian materi ,pembelajaran,supervise
dan pemantauab terhadap keberhasillan siswa.
Sedangkan Peters (1973) mengatakan bahwa
pendidikan jarak jauh adalah metode penyampaian pengetahuan ,keterampilan dan
sikap melalui penggunaan media yang menerapkan sistem indusrialilasi dalam
pembelajaran.
Berdasarkan analisis terhadap sejumlah definisi
dan implementasi sistem pendidikan,Keegan (1980) mengemukakan karakteristik
system pendidikan jarak jauh sebagai berikut :
1. Keterpisahan
antara pengajar dan peserta didik
2. Adanya
pengaruh dari organisasi pendidikan yang membedakannya dengan belajar sendiri.
3. Pengunaan
beragam media –terutama media cetak, untuk menyampaikan material ajar.
4. Penyediaan
komunikasi dua arah sehingga siawa dapat menarik manfaat dari
fasilitas-fasilita tersebut dan bahkan dapat berinisiaif untuk melakukan
dialog.
5. Kemungkinan
adanya pertemuan untuk keperluan pembelajaran atau sosialisasi
6. Penerapan
system industrialisasi
1. Keterpisahan antara pengajar dan peserta
didik
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Moore
(1993) mengenai keterpisahan antara pengajar dan peserta didik hanya dilihat
dari dimensi jarak geografis ,tetapi juga meliputi jarak psikologis yang muncul
sebagai akibat keterpisahan antara pengajar dan peserta didik.
2. Peranan Organisasi Pendidikan
Pembelajaran jauh kerap kali dirancukan dengan
istilah belajar sendiri.Namun,Konsep belajar sendiri sering dirancukan sebagai
belajar sendiri di rumah.Belajar sendiri dengan pembelajaran jarak jauh
memiliki pengertian yang berbeda.Siapapun dengan keinginan yang muncul dari
dirinya dapat belajar sendiri, belajar dari lingkugan ,pengalaman ,televise
,radio,surat kabar,dan sumber-sumber lain yang memungkinkan kita mempelajari
sesuatu,tanpa disertai tujuan yang khusus .
Pada pembelajara jarak jauh ,siswa memperoleh
bahan ajar yang telah disiapkan dan didesain khusus oleh instirusinya dan
memiliki tujuan pembelajaran yang terkait pada kurikulum tertentu.Disinilah
letak perbedaan belajar sendiri dengan system belajar jarak jauh .Peranan
institusi penyelelenggara pembelajaran jarak jauh adalah untuk
menggorganisasikan proses belajar siswa
3. Penggunaan Media dan Teknologi
Pada dasarnya penggunakan media dalam sebuah
institu penyelenggara system pembelajaran jarak jauh harus mempertimbangkan
aksebilitas siswa untuk menggunakannya.Penggunaan media yang trend dan canggih
tidak akan bermanfaat sama sekali apabila siswa tidak memiliki akses untuk
memanfaatkan media tersebut.
4. Komunikasi dua arah
Jarak yang memisahkan pengajar dengan siswa
dalam sistem pembelajaran jarak jauh dapat diatasi dengan komunikasi dua
arah.Sarana untuk menyediakan komunikasi dua arah dalam system pembelajaran
jarak jauh merupakan hal yang tidak murah , misalnya telepon ,teleconferencing
(audi,video,atau computer) .Pengadaan akomunikasi dua arah ini hanya
dimungkinkan oleh institusi pendidikan jarak jauh yang cukup bermodal dari sis
pegelola maupun sisi pengguna (siswa).
5. Penyediaan akses terhadap pertemuan tatap
muka
Pertemuan tatap muka ini dapat dilakukan
melalau bebarapa cara antara lain tutorial,kegiatan orientasi, dan kegiatan
sosialisasi.Implimentasi dar kegiatan ini tergantung pada adanya tutor dan
kedaan geografis.
6. Industrialilasi Pendidikan
Peters(1973) mengemukakan bahwa penyiapan bahan
materi (pengetahuann,keterampilan dan sikap ),pemanfaatan media dan teknologi
,penggandaan bahan ajar serta distribusinya kepada siswa ,dilakukan secara
terorganisasi dengan pembagian tugas yang jelas dan spesifik antara divisi-divisi
yang terdapat di lingkungan institusi.
B. Fungsi Pembelajaran jarak jauh
a) Mempermudah dalam penyajian
informasi
b) Praktik dengan umpan balik
c) Akses terhadap sumber-sumber belajar
Adanya pemanfaatan sumber belajar
lainnya seperti;
1)
Materi yang telah di cetak
(buku teks, lembar kerja dan buku bacaan tambahan lainnya)
2)
Materi dengan bantuan audio visual
(kaset audio maupun kaset video, sistem multimedia CD,DVD)
3)
Basis data computer (pencarian data on
line)
4)
Kits (misalnya, untuk percobaan
laboratorium, atau untuk menguji specimen dari objek sebenarnya)
5)
Perpustakaan
C. Mengajar jarak jauh
Dalam
mengajar sistem jarak jauh hal yang harus diperhatikan oleh pendidik:
a) Guru harus mengatur dan mengurutkan
isi dari materi yang akan diajarkan karena berkaitan dengan hasil apa yang akan
diperoleh oleh siswa
b) Mengetahui sumber daya apa saja yang
tersedia
c) Kemampuan yang telah dimiliki oleh
siswa untuk mengggunakan media apa yang tepat
d) Apa yang harus para siswa laukukan
untuk menjamin pengalaman belajar yang berkualitas (Dabbagh &
Bannan-Ritland, 2005)
D. Peran yang harus dimiliki dalam PJJ
a) Peran Siswa
Siswa harus memahami peran mereka dalam pendidikan jarak
jauh, salah satunya adalah siswa harus mengetahui bagaimana menggunakan
teknologi berkomunikasi dengan guru dan saling berkomunikasi dengan rekan , dan
siswa harus dapat menggunakan teknologi untuk dapat berinteraksi dengan guru
dalam kegiatan diskusi, siswa juga harus dapat mengetahui cara beretika dalam
berkomunikasi.
b) Peran Guru
Guru dalam pembelajaran jarak jauh harus dapat memastikan
bahwa para siswa sepenuhnya memahami tanggung jawab mereka dan bagaimana
mengatur mereka kelas, dan guru harus mengawasi mereka agar tidak
ada yang tertinggal dalam mengikuti materi pelajaran.
c) Peran Fasilitator
Fasilitator merupakan pembantu ruang kelas jauh yang hadir
di tempat-tempat yang jauh, Peran fasilitator dalam pendidikan jarak jauh
· Mengawasi dan turut serta secara
aktif dalam seluruh program yang terkait dengan siswa
· Mendorong interaksi dengan guru dan
sesama siswa
· Mengontrol terhada jawaban yang
diberikan pada tempat yang terpisah
· Menyelesaikan secara langsung
masalah pengajaran atau disiplin
· Menyediakan lemabaran kerja dan kuis
tambahan
· Bertanggung jawab mengoperasikan dan
mengatasi permasalahan peralatan
d) Peran Teknologi
Dengan adanya teknologi seperti media audio, visual, kamera,
televisi, telephone, perangkat lunak (Power point, Web, flash player,
Dll) semuanya itu dapat memudahkan siswa dan guru dalam memberikan
dan memahami materi pelajaran yang ada.
E. Karakteristik PJJ
Berdasarkan definisi di atas maka
dapat dilihat bahwa sistem pendidikan jarak jauh mempunyai beberapa
karakteristik sebagai berikut:
a) Pembelajaran
jarak jauh merupakan suatu keseluruhan proses pendidikan dan pelatihan yang
bersifat terpadu, meliputi komponen-komponen masukan (input), proses,
dan keluaran (output).
1) Komponen-komponen
masukan tersebut meliputi populasi/sasaran yang perlu ditingkatkan kemampuannya
yaitu tenaga pengelola, pelaksana, dan tutor yang memiliki kemampuan tertentu
dalam suatu bidang ilmu. Kemudian peserta didik yang terdiri atas tenaga-tenaga
dalam berbagai macam kategori yang memiliki tingkat pendidikan, pengalaman
kerja, motivasi, hasrat belajar, dan cita-cita tertentu. Selanjutnya sumber
material berupa sarana, perlengkapan, serta alat-alat penunjang kegiatan
belajar. Kemudian sumber dana/ pembiayaan dan sumber informasi ketenagaan.
2) Komponen
proses terdiri dari kurikulum, bahan pembelajaran, media instruksional,
bimbingan tutorial, dan strategi penilaian.
3) Komponen
keluaran meliputi kemampuan dan keterampilan, sikap, loyalitas, disiplin, dan
pengalaman tertentu yang dihasilkan atau dikembangkan melalui program
pembelajaran jarak jauh.
b) Pembelajaran
dilaksanakan dalam bentuk pengajaran modular. Modul yang dimaksudkan disini adalah
suatu unit program pembelajaran terkecil yang secara rinci menggariskan:
1) Tujuan
instruksional yang akan dicapai.
2) Topik yang
akan dijadikan materi dalam pembelajaran.
3)
Pokok-pokok
materi yang akan dipelajari.
4)
Kedudukan dan
fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas.
5)
Peranan guru
dalam proses belajar mengajar.
6)
Alat-alat
dan sumber yang akan digunakan.
7)
Kegiatan-kegiatan
belajar yang akan dilakukan oleh peserta didik secara berurutan.
8)
Program
evaluasi yang akan dilaksanakan.
F. Lingkup Pembaelajaran jarak jauh
Sistem pembelajaran jarak jauh secara mendasar
dapat ditinjau dari berbagai hal yaitu :
a.
Penyelenggaraan
b. Sasaran
c. Bentuk/model
d. komponen
a.
Penyelenggaraan
Sistem pembelajaran jarak jauh dapat
diselenggarakan baik oleh swasta maupun pemerintah.Pembelajaran jarak jauh yang
bersifat pelatihan singkat untuk keterampilan atau pengetahuan tertentu dengan
kebutuhan masyarakat ,juga banyak diselenggarakan oleh institusi pemerintah
maupun swasta.contoh lembaga pemerintah yang menyelenggarakan pembelajaran
jarak jauh yaitu UT dan SMP terbuka kemudian instansi swasta yang
menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh seperti LPPM (Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat) dan IBI.
b. Sasaran
Sasaran peserta
system pembelajaran jarak jauh dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu,jalur
,jenjang ,dan usia.Jalur pembelajaran dapat berupa jalur sekolah atau jalur
luar sekolah . Jalur sekolah artinya pendidikan yang ditempuh mengikuti
struktur kurikulum yang baku dan berlaku. Sedangkan jalur luar sekolah adalah
pendidikan yang bersifat pelatihan pendek yang disesuaikan dengan kebutuhan
pengguna.
Sistem
pembelajaran jarak jauh dapat menjangkau jenjang pendidikan SD,SMA,sekolah tinggi
atau perguruan tinggi.Demikian pula usia dalam system jarak jauh tidak di
batasi.
G. Model Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Pada dasarnya
terdapat 3 model penyelenggaraan system pembelajaran jarak jauh yang sering
dikenal dengan yaitu : single mode, dual mode, dan konsorium.
1. Model Tunggal (single mode)
Model single
mode adalah institusi yang secara khusus memberikan pelayanan kepada siswa
secara jarak jauh .Pada umumnya ,institusi yang menerapkan single mode ini
memiliki struktur organisasi yang lengkap , mulai dari pengembangan bahan ajar,
proses belajar, distribusi bahan ajar dan evaluasi hasil belajar ,serta
dilengkap dengan unit pendukung lainnya yang dirancang untuk memberikan layanan
pendidikan jarak jauh .contohnya CNED
2. Dua Mode
Institusi yang
menerapkan mode dual mode adalah institusi yang menyelenggarakan pendidikan
dalam dua cara dan tatap muka. Penerapan mode dual mode ini apabila ditinjau
dari faktor ketersediaan tenaga pengajar cukup menguntungkan. Tenaga pengajar
yang telah dimiliki oleh institusi untuk mengajar secara tatap muka , dapat
direkrut dan berperan sebagai penyiapan bahan ajar ,proses pembelajaran (proses
bantuan tutor ,konseling ) serta pelaksanaan evaluasi.
3. Model Konsorsium
Model
konsorsium dalam penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh adalah penyelenggraan
pembelajaran jarak jauh yang didasari atas kolaborasi beberapa institusi.
Kolaborasi melibatkan institusi dengan berbagai bidang keahlian seperti
perancangan program, pengembangan bahan ajar, proses pembelajaran ,distribusi
bahan ajar ,dan evaluasi hasil belajar .Dengan adanya kolaborasi ini maka tidak
diperlukan pengadaan fasilitas atau keahlian sumber daya manusia dalam berbagai
bidang oleh institusi.
H. Komponen system pembelajaran jarak jauh
Kaye dan Rumble
(1981) merumuskan siatem organisasi pada system pembelajaran jarak jauh yang
dibedakan dalam empat subsystem yaitu:mata pelajaran ,siswa,logistic,
pengambilan kebutuhan .
1. Mata Kuliah
/mata pelajaran .Subsistem ini terdiri dari beberapa komponen kegiatan yang harus
dilakukan yaitu:
Pengembangan mata kuliah/mata pelajaran
Produksi mata
kuliah/mata pelajaran
Distribusi
mata kuliah / mata pelajaran ,yang terdiri dari bahan ajar dan kegiatan
belajar.
2. Siswa.
Subsistem ini terdiri beberapa komponen yaitu:
Penerimaan
siswa
Pengambilan
mata kuliah /mata pelajaran
Penetapan
tutor dan konselor untuk siswa
Proses
belajar siswa
Penilaian
hasil belajar siswa
Pemberian
sertifikat
3. Logistic
.Subsistem ini pada dasarnya berhubungan dengan pendukung kegiatan yang terdiri
dari beberapa komponen yaitu:
Staf
Keuangan
Perlengkapan
(sarana/prasarana)
Informasi
4. Pengambilan
keputusan dan control
Subsistem ini
merupakan tahap pengambilan keputusan dan control mengenai seluruh
penyelenggaraan system pembelajaran baik yang berkaiatan dengan kegiatan yang
bersifat akademik maupun administrasi. Berdasarkan dua pendekatan system
pembelajaran jarak jauh yang dikemukakan oleh Kaye dan Rumble (1981) dan Tian
Belawi (2000), komponen kegiatan utama dalam system pembelajaran jarak jauh
terdiri dari :program , bahan ajar, layanan belajar, evaluasi hasil belajar.
A.
Pengelolaan Pembelajaran Jarak Jauh
Ada telah mengenal komponen-komponen penting
dalam system pembelajaran jarak jauh kuruyaitu:
a)
Program
b)
Bahan ajar
c)
Layanan
d)
Evaluasi Hasil Belajar
Program
Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan dalam penawaran program dalam system pembelajaran jarak
jauh adalah sebagai berikut
1. Studi kelayakan perlu dialkukan untuk
melihat kemungkinan diselenggarakan suatu program dengan melihat beberapa hal
yaitu kebutuhan masyarakat akan program (kualifikasi yang dibutuhkan
,keberlanjutan ); ketersediaan sumber daya ( tenaga pengembang bahan ajar
,tenaga adminstrasi, dan penunjang sarana dan prasarana );pendanaan (dana
investasi, dana oprasional dan pemeliharaan , penerimaan internal).
2. Kurikulum
Kurikulum harus
dapat menggambarkan bentuk program yang akan ditawarkan yang antara lain
meliputi aspek tujuan program ,profil llulusan ,keunggulan program . Kurikulum
tersebut merupakan dasar pengembangan garis proram pengajaran (GBPP).
Bahan Ajar
a.
Pengembangan bahan ajar
Dalam system pembelajaran jarak jauh , paket
bahan ajar merupakan komponen yang sangat penting ,karena merupakan sumber
belajar utama bagi peserta didik . Rowntree (1994) mengelompokkan media cetak
yang dapat dimanfaatkan dalam system pembelajaran jarak jauh menjadi empat
katagori yaitu media cetak ,media audio –visual, media praktikum dan meida
interakif.
Tabel pengelompokan Media menurut Rowntree
Cetak
|
Audio-visual
|
praktikum
|
interaktif
|
Buku yang
sudah diterbitkan
|
Kaset audio
|
Praktikum
Kit
|
Jarak jauh
|
Buku yang
dirancang khusus
|
Audio disc
|
Praktikum
Lapangan
|
Jarak dekat
|
Buku kerja
|
Siaran
radio
|
||
Pedoman
belajar
|
Slide /film
strip
|
||
Poster,pamlet,peta
|
Kaset vidio
|
Beberapa alternative pengembanagn bahan ajar
dalam system pembelajaran jarak jauh Rowntree (1994 ) yaitu :
1. Menggunakan
paket bahan ajar yang telah dikembangkan oleh institusi jarak jauh lain
2. Menggunakan
bahan yang oleh intitusi ,pendidikan konvensional seperti buku
teks,video,ataupun materi belajar yang dapat digunakan .
3. Pengembangan
bahan ajar baru
Pengembangan bahan ajar dapat dilakukan minimal
melalui dua pola pendekatan seperti yang dikemukakan oleh Moore & Kearsley
(1996) yaitu pola penulis-editor dan couse team.
a. Pendekatan Penulis-editor
Pengembangan bahan ajar melibatkan dua orang
yaitu penuli dan editor. Penulis diasumsikan berfungsi sebagai ahli materi
keilmuan ,ahli desain instruksional,ahli media dan ahli evaluasi.sedangkan
editor berfungsi rangkap sebagai couse manager, penelaah materi, penyuting
format dan ketikan ,serta penyutingan bahasa.
b. Pendekatan Course
Tim pengembangan bahan ajar dengan pendekatan
course tim ini melibatkan beberapa tenaga ahli yang terdiri dari
:materi/penulis,ahli desain instruksional,ahli media, dan manager /penanggung
jawab pengembangan bahan ajar /mata pelajaran.
Layanan
Bantuan Belajar
Walaupun bahan
ajar pada system pembelajaran jarak jauh telah dirancnag untuk dipelajari
sendiri ,pada kenyataannya setiap peresta didik dalam proses belajarnya
memerlukan bantuan ataupun dukungan dari orang atau pihak lain ,baik pada saat
memulai kegiatan belajarnya ,pada saat proses belajar ,ataupun sesudah proses
belajar berakhir.Secara institusi layanan bantuan belajar pada system
pembelajaran jarak jauh yang dapat diberikan melalui berbagia cara antara lain
:
a.
Tutorial
b.
Bimbingan dan konseling
c.
Fasilitas /pusat sumber belajar
v
Tutorial
Layanan
akademik dalam bentuk tutorial dapat dilakukan baik secara tatap muka maupun
jarak jauh dengan menggunakan media.
1. Tutorial tatap muka pada dasarnya fungsi
tutorial tatap muka adalah membantu peserta didik yang mengalami kesulitan
dalam mempelajari bahan ajar (Rowntree,1994)
2. Tutorial jarak jauh.
Tutorial jarak jauh dapat dilkukan secara
tertulis melalui surat lewat pos /elektronik( mailing mail/list ),melalui
telepon /telekonferensi audio, telekoferensi video,tutorial radio atau
televisi.
v
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan
konseling merupakan bantuan belajar yang mendukung dan memfasilitasi proses
belajar peserta didik ,mulai dari registrasi awal sampai lulus.
v
Fasilitas /pusat sumber belajar
Bantuan belajar
juag harus meliputi perencanaan penyediaan sara akademik dalam pemanfaatan
sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa seperti:
a)
Ruang tutorial
b)
Mini lap
c)
Perpustakaan mini
d)
Ruang komputer
e)
Akses internet
Bantuan belajar
dalam bentuk fasilitas tersebut akan membantu proses belajar peserta didik
,sehingga mereka tahu kemana harus datang bila memerlukan bantuan dalam proses
belajarnya.
v
Evaluasi Hasil Belajar
Jenis evaluasi belajar
Evaluasi hasil
belajar dimaksudkan untuk menjamin mutu kelulusan dan mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik yang telah ditentukan dalam tujuan pendidikan .Jenis
evaluasi hasil belajar yang dapat diterapkan dalam system pembelajaran jarak
jauh dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu :
1. Tes Formatif
merupakan
evaluasi hasil belajar yang terdapat dalam bahan ajar ,yang bertujuan untuk
melihat sejauh mana peserta didik menguasai materi yang dipelajari dalambahan
ajar.
2. Tes
Mandiri(TM)
TM merupakan
salah satu bentuk tes formatif secara mandiri.
B.
Kelebihan dan kekurangan PJJ
Berikut kelebihan dan kekurangan pembelajaran jarak jauh :
Ø kelebihan
1.
Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas
internet tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, waktu.
2.
Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan di
mana saja kalau diperlukan.
3.
Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan
yang dipelajarinya, ia dapat melakukan
akses di internet secara mudah.
4.
Baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet
yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
5.
Berubahnya peran peserta didik dari yang biasanya pasif menjadi aktif dan lebih
mandiri.
Ø kekurangan
Walaupun
demikian pembelajaran jarak jauh juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan,
antara
lain :
1.
Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan antarsesama
peserta didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat
terbentuknya values dalam proses pembelajaran.
2.
Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong
tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
3.
Proses pembelajarannya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
4.
Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung
gagal.
5.
Dukungan administratif untuk proses pembelajaran jarak jauh dibutuhkan untuk
melayani jumlah peserta didik yang mungkin sangat banyak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan makalah ini dapat disimpulkan
bahwa:
a.
Sistem
pendidikan jarak jauh adalah suatu usaha pendidikan yang bertujuan memperluas
kesempatan memperoleh pendidikan di luar kelas atau kampus dengan memberi
kemungkinan bagi para siswa untuk belajar tanpa harus meninggalkan tempat
tinggal dan tugas pekerjaannya.
b. Penyelenggaraan
sistem pendidikan jarak jauh dapat dilakukan pada setiap jenis dan jenjang
pendidikan seperti pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi,
pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, dan pendidikan berkelanjutan.
B. Saran
Dari pembahasan di atas penulis memberikan saran:
a. Bagi
pemerintah agar senantiasa selalu melakukan pengawasan terhadap kebijakan
pendidikan yang telah ditetapkan, supaya bisa mengevaluasi kelemahan-kelemahan
pelaksanaan dalam program pendidikan yang telah ditetapkan.
b. Bagi peserta
didik diharapakan mampu memanfaatkan sumber belajar yang ada di dalam
lingkungannya agar dapat belajar secara mandiri dalam menunjang kegiatan
belajar dalam sistem pendidikan jarak jauh.
c. Bagi
pengelola program pendidikan jarak jauh agar senantiasa melaksanakan tugas
dengan baik agar rencana dan pelaksaan kesempatan dan pemerataan pendidikan
dapat tercapai secara maksimal.
d. Bagi
masyarakat hendaknya selalu mendukung program ini agar program pemerintah dalam
pemerataan pendidikan serta program wajib belajar sembilan tahun dapat tercapai
sesuai dengan tujuan.
DAFTAR
PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 1994. Sistem
Pembelajaran Jarak jauh dan Pembinaan Ketenagaan. Bandung:
Trigenda Karya.
Tian Belawati. 1999. Pendidikan
Terbuka dan Jarak Jauh. Jakarta :Universitas Terbuka
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Tentang
Sisdiknas. 2007. Jakarta: Sinar Grafika.
Langganan:
Postingan (Atom)